Duniahukum -- Tidak hanya manusia yang berfikir mengambil manfaat dari sebuah kegiatan yang dilakukan orang lain. Sudah menjadi hukum alam, dimana suatu kegiatan manusia sesungguhnya memberikan kemanfaatan pula bagi orang lain, baik lansung atau pun tidak. Begitulah kehidupan, meskipun banyak juga orang cenderung menolak sebuah kegiatan orang lain karena hanya berfikir keuntungan yang bakal diperoleh orang lain dari kegiatan yang dilakukan. Penolakan itu mungkin lebih merupakan kesalahan cara pandang atau pun dilator belakangan mission tertentu, walaupun terkadang tidak dipungkiri pula ada juga sebuah kegiatan yang dilakukan manusia mengabaikan kelestarian lingkungan dan budaya.
Terlepas dari ada niat jahat dari sebuah kegiatan manusia, dibalik keuntungan yang diharapkan orang lain dari kegiatan yang dilakukannya, jika dipahami dengan seksama biasanya selalu ada mamfaat atau keuntungan bagi orang disekitarnya. Dalam bahasa orang-orang modern disebut sebagai dampak dari sebuah aktvitas, walaupun dampak itu sendiri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Tetapi kehidupan selalu dalam lingkaran menguntungkan dan merugikan. Persoalannya kemudian adalah bagaimana mengoptimalkan yang menguntungkan dan meminimalisir yang merugikan.
Tak kerugian apa-apa yang dirasakan Sang Pembajak atas kehadiran Burung Kuntul karena cacing yang mungkin muncul dari setiap tanah yang dibalikanya bukanlah tujuan sang pembajak sawah, sementara si burung kuntul pun ada keberungtungan karena biasanya harus bekerja keras mengamati dan mengais-ngais lumpur sawah untuk menemukan sepotong cacing, kini dengan kegiatan pembajak sawah cukup menunggu dan hanya perlu bersabar sedikit. Ada banyak contoh dan isyarat alam yang memberikan kita akan pemahaman arti penting harmoni kehidupan. Yah….Harmoni kehidupan, itulah cikal dari keindahan hidup manusia dan lingkungan. * (Boy Yendra Tamin)