Pulau Cingkuak adalah kepastian pertama hingga suatu tempat kediaman yang aman bagi para pejabat Kompeni dan pegawai-pegawai perdagangannya pada tahun 1666 dibawah pimpinan Verspeet secara pantas dapat dibentengi. Pulau ini sekelilingnya berkarang dengan sebuah pelabuhan alam yang bagus di sebelah timur, di tengahnya ada bukit kecil berbatu karang dan di atasnya berdiri sebuah loji yang ringkas kuat dan dikelilingi oleh deretan rapat tonggak-tonggak runcing. Namun pendudukan (pada tahun 1761) yang hanya terdiri atas 20 serdadu, sungguh amat lemah.
Benteng diatas bukit dan deretan rapat tonggak-tonggak runcing keduanya dipercaya dengan meriam yang mengarah ke depan, sehingga dalam hal terjadi serangan mendadak atas Padang, pulau ini dapat disediakan bagi pengunduran diri bagi para hamba sahaya dan barang-barang Kompeni dengan cukup memadai.
Pulau Cingkuek menjadi sentrum perdagangan dari bagaian selatan daerah Pesisir Barat (Sumatera) yang menurut Van Baseel, terutama dikunjungi oleh para pedagang Sungai Pagu.
Mengenai asal nama pulau Cingkuak, tidak seragam keterangan yang diperoleh dari orang tua-tua. Ada yang mengatakan karena adanya nama kayu Cingkuak di pulau ini. Ada yang mengatakan di pulau ini karena banyak binatang yang bernama Cingkuak. Disamping itu ada yang menghubungkan dengan nama orang Portugis yang tinggal di sini. Diduga dari kata Francisque atau Fransisco. Kemudian ada yang mengatakan dari kata Cengkok (tidak lurus) Seterusnya disebut-sebut juga dari bahasa Cina, berasal dari kata Tsin Kok atau Chin Kuo, yang berarti Tanah Chin.
Namun yang lebih menarik konon dari nama seorang perempuan yakni Nek Cingkuak yang ada di pulau ini. Sebagian mengatakan hidupnya pada masa menjelang kedatangan Belanda. Tetapi sebagian mengatakan sebelum Rajo Badurai Basi bertahta di Carocok Gaduang Intan di Taluak Tambang Papan. Maksudnya sebelum menetapnya seorang pembesar Portugis sebagai Vice Roy atau Raja Muda yang berkedudukan di Carocok (Tarusan sekarang).
Pendapatan ini berhubungan dengan sebuah tutur kaba. Di dalamnya dikisahkan tentang kehadiran pulau Cingkuak menjelang datangnya bangsa Portugis ke Salido. Berawal dari sebuah Kerajaan yang bernama Kualo Bungo Pasang, salah satu diantara kerajaan kerajaan (nagari) yang diduga ada di sekitar pulau Cingkuak pada suatu masa tempo dulu di Pesisir Selatan, Sumatera Barat.(catatan Emral Djamal Dt. Rajo Mudo)