Skip to main content
Boy Yendra Tamin

follow us

Kantor Gubernur Sumbar Bangunan Modern Pertama Dengan Unsur Arsitektur Tradisional Minangkabau

Ditulis oleh Dhasmayzal Zaenal

Kantor Gubernur Prov. Sumatera Barat yang terletak di Jalan. Sudirman Padang, mulai dibangun pada tahun1961 atas gagasan dan prakarsa Gubernur Sumbar pada saat itu alm. Kaharoeddin Dt. Rangkayo Basa untuk mengembalikan "batang tarandam", jati diri dan eksistensi masyarakat Minang yang terpuruk setelah peristiwa PRRI.

Sebagai perencana Biro Oerip Bandung, karena waktu itu merupakan periode Arsitektur Moderen maka desainnya pun sesuai dengan trend saat itu dengan ciri-ciri mengutamakan teknologi, fungsional, kenyamanan buatan, anti ornamen dan simbol, elitis, serta tidak mempunyai nilai/unsur arsitektur tradisional daerah/lokal.

Gubernur alm. Kaharoeddin Dt. Rangkayo Basa menghendaki review/perubahan desain dengan memasukan unsur Arsitektur Tradisional Minangkabau maka dimintalah seorang arsitek muda yang baru lulus dari ITB waktu itu yaitu Ir. H.Syamsul Asri.Ph.D  (kini sudah berusia 83 tahun, untuk me-redesainnya dengan menerapkan arsitektur Minangkabau sekaligus ditunjuk sebagai pelaksana/kontraktor pembangunan Kantor Gubernur Sumbar ini.
Ir. H.Syamsul Asri.Ph.D merupakan putra daerah kelahiran Padang asal Matur Agam, disamping sebagai arsitek profesional pertama di Sumbar beliau juga seorang dosen dan salah satu dari pendiri Universitas Bung Hatta Padang.

Kantor Gubernur Sumbar Pasca Rehab

Kantor Gubernur Sumbar ini merupakan bangunan moderen pertama berlantai 4 (empat) dengan arsitektur Minangkabau, dimana interior khususnya Lobi, ruang gubernur dan ruang rapat didesain dengan ukiran-ukiran Minangkabau. Ahli dan tenaga kerjanya semua merupakan putra daerah Minangkabau yang didatangkan dari berbagai daerah di Sumbar (gonjong dan ukiran). Bangunan ini merupakan kebanggaan masyarakat Sumatera Barat.

Setelah gempa tahun 2009 ada beberapa kerusakan, untuk itu dilakukan perbaikan dan perkuatan pada gedung Kantor Gubernur.
Kantor Gubernur Sumbar sebelum direhab

Ada perubahan yang mencolok dari tampilan barunya dengan pemberian 3 warna (tigo tunggu sajarangan) yang hanya di pakai pada warna "marawa"/"bendera"/umbul2 pada perayaan adat Minangkabau sebagai simbol dari Alim Ulama (hitam), Niniak Mamak (kuning) dan Cadiak Pandai (merah) dimana posisinya sejajar "duduak sama randah, tagak samo tinggi". (Ditulis oleh Dhasmayzal Zaenal)

Spesial Untuk Anda:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar