Ciri khusus dari Pulau Telur (masyarakat setempat menyebutnya Pulau Tuluo) adalah pantainya berpasir putih yang mempesona ketika berpadu dengan birunya air laut. Memiliki luas ± 45 Ha dan hanya ditumbuhi oleh mangrove dan pohon kelapa. Pulau ini dinamakan pulau telur tidak lepas dari keberadaannya yang memang merupakan kawasan bertelur bagi penyu belimbing.
Sebagai kawasan konservasi perairan Pasaman Barat, Pulau Telur merupakan salah satu lokasi pendaratan dan peneluran Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Pulau yang berjarak ; 8.40 km dari Pelabuhan Aia Bangih dan berjarak ; 9.40 km dari Pulau Panjang. Tidak berpenghuni, memiliki spot pengamatan ekosistem terumbu karang dan ikan nemo yang menarik pada kedalaman 3-10 m.
Pulau Telur dikelilingi ekosistem terumbu karang yang sebagian besar masih cukup baik. Berbagai upaya telah dilakukan untuk melindungi satuan ekosistem Pulau Telur dan tentu bukan hanya sebagai habitat penyu belimbing tetapi juga sebagai penyangga keberadaan spesies lainnya seperti ikan, kepiting, udang.
Dengan kondisi Pulau Telur itu, maka potensi yang dimiliki Pulau Telur sebagai objek wisata konservasi yang dikombinasikan dengan potensi keindahan dan pesona pulau-pulau kecil lainnya disekitar Pulau Telur seperti pengembangan wisata bahari terpadu dengan Pulau Panjang yang juga tidak jauh dari Pulau Telur. (Foto dan narasi: Harfindri Damanhuri - DH-1)