Oleh. Harfiandri Damanhuri
Berapakah indeks kualitas ruang publik sebagai pendukung pariwisata Kota Padang ? Bulan lalu saya bertemu secara tidak sengaja dengan seorang teman lama Tomi Eriawan namanya. Lalu kami berbincang karena sudah lama tidak ketemu. Karena hari telah siang dan tak lama lagi waktu istirahat, maka kami berdua memutuskan menuju sebuah kafe ditepi laut kampus biru Ulak Karang, Kota Padang.
Kami makan bersama dengan menu makan siang ; nasi putih, ikan siam lado hijau dengan kombinasi tempe, terung dan rimbang goreng yang menyatu dalam sebuah piring kecil dengan aroma yang mengiurkan.
Kami bercerita banyak hal terutama tentang kawasan pesisir, pulau-pulau kecil. Hal baru yang diskusikan cukup hangat adalah bagaimana sebuah produk hasil penelitian dari sebuah perguruan tinggi untuk dapat diimplementasikan oleh pemerintah dalam menyusun program, mengambil kebijakan serta dalam penganggaran.
Satu hal yang menarik kami diskusikan dalam suasana keakraban makan siang adalah bagaimana kita memanfaatkan ruang publik menjadi salah satu daya tarik pengunjung secara kontinu pada sebuah kawasan. Sehingga para pengunjung yang datang ke ruang publik tersebut, selalu berkeinginan untuk datang ke lokasi tersebut setiap waktu, setiap hari, setiap minggu, minimal setiap bulan. Atau sekurang-kurangnya setiap musim liburan sekolah atau pun liburan pada hari-hari besar keagamaan.
Yang menjadi objek kajian Tomi adalah tiga (3) lokasi ruang publik kota yang cukup serius sebagai pemantik tamu untuk hadir dan betah di Kota Padang. Pertama adalah kawasan Taman Kota Ruang Terbuka Hijau Iman Bonjol. Lokasinya tepat dijantung Kota Padang. Kedua adalah kawasan Gelanggang Olah Raga (GOR) Agus Salim. Lokasinya sangat strategis dan luas, berada di kawasan tengah Kota Padang dipinggiran sebuah sungai yang muaranya tidak jauh dari laut lepas dan yang ketiga adalah Taman Rekreasi dan Wisata Pantai Padang yang menjadi ikon daya tarik Kota Padang. Karena pesona Gunung Padang dan legenda tempat peristirahat terakhir Siti Nurbaya. Gadis cantik dari Minangkabau yang mau berkorban demi marwah orang tuanya.
Dari ketiga (3) lokasi ruang publik kebanggaan Kota Padang yang diterus dikemas dan dikembangkan sebagai kawasan yang memiliki daya tarik secara alami dan dan daya tarik secara buatan yang sudah lama di kenal masyarakat (publik).
Ternyata dari ketiga objek penelitian lokasi ruang publik tersebut. Dengan pendekatan menggunakan Indek Pemanfaatan Ruang Publik (Good Public Space Index - Metha.V.2007-Isocarp.Congress) dengan 6 parameter ; 1). keberagaman jumlah pengunjung, 2) tingkat sosialisasi pengunjung, 3) keragaman aktifitas pengunjung, 4) durasi waktu beraktifitas pengunjung, 5) keragaman jenis pengunjung dan 6) kombinasi aktifitas pengunjung.
Standar nilai indek ruang publik ini berkisar antara ; 0 - 1, apabila nilai indek hasil analisis mendekati 1, berarti kawasan tersebut masuk kategori ruang publik yang baik/bagus/good.
Sambil makan kami juga meng-order jus terong belanda/terong virus, menu tambahan pelengkap untuk menjaga kesehatan. Karena pohon terong belanda ini banyak tumbuh di Solok Selatan. Akan tetapi belum mampu mengolah dan memproduksi dalam skala home industri atau pun industri lokal untuk meningkatkan ekonomi masyarakat disekitarnya.
Apalagi makan siang itu dalam suasana yang menyenangkan, karena didukung oleh lokasi, panorama tepi laut, yang memberikan kebebasan mata memandang, mata melihat gelora air laut, hijaunya pantai dan merasakan angin yang berhembus lembut menyentuh jiwa dan perasaan. Sehingga sambil makan pun waktu tidak terasa, bergulir begitu cepat.
Dari ketiga (3) lokasi ruang publik yang menjadi objek kajian Tomi tersebut, ternyata rata-rata tingkat kualitas ruang publik yang ‘baik’ terdapat di lokasi kawasan GOR Agus Salim. Hal ini disebabkan oleh keragaman aktifitas yang dapat dilakukan oleh pengunjung yang datang, aksesibilitas yang mudah dan gampang, serta banyaknya agenda kegiatan yang dapat dilakukan oleh pengunjung dikawasan tersebut.
Selain itu ada agenda tetap setiap pagi minggu, berupa aktifitas olah raga senam pagi serta didukung oleh kehadiran pasar kaget yang menyediakan kebutuhan harian ibu-ibu rumah tangga, mainan anak-anak dan banyak yang lainnya. Sehingga ruang publik tersebut betul-betul dimanfaatkan oleh pengunjung semaksimal mungkin.
Hasil dari penelitian Tomi terhadap tiga (3) lokasi ini mendapati angka yang relatif tinggi ; 0.6 untuk kawasan GOR Agus Salim. Nilai ini, masuk kategori ruang publik sedang. Maka oleh sebab itu kawasan GOR Agus Salim masih perlu penatataan dan penyempurnaan disana-sini untuk memenuhi standar ruang publik yang layak untuk dikunjungi oleh masyarakat luas (publik).
Alangkah baiknya hasil dari sebuah penelitian yang dibiayai Dirjen DIKTI harus dimanfaatkan dan dimplementasikan oleh Pemerintahan Kota Padang. Jika kotanya yang memiliki lebih dari 40 taman kota, mau maju, mau sehat, mau sejahtera dan mau menjadi kota tujuan oleh semua pengunjung dari mana saja dengan identitas kota yang jelas, semoga. Salam konservasi (hd-15.10.16).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Code Parser
×