Oleh. Harfiandri Damanhuri
Edisi terbaru Majalah Traveler Nasional Geographic Vol. 8 No. 12 Desember 2016, merilis destinasi terbaik untuk mengabadikan Keindahan dan Pesona Nusantara 2017. Dalam laporan majalah traveler ini, membagi daya tarik pesona nusantara atas kegiatan ; budaya/festival, gunung dan petualangan, bawah laut, kampung adat, pantai, dan satwa liar.
Dari pesona bentangan alam yang ada Sumatera Barat, Majalah Traveler Nasional Geographic hanya merekomendasikan destinasi terbaik yang diwakili oleh Kegiatan Budaya-Festival yaitu mengabadikan kegiatan Pacu Jawi di Batu Sangkar, sedangkan dari kelompok Kampung Adat diwakili oleh Uma Kepulauan Mentawai.
Sementara itu kawasan yang menjadi ikon pariwisata Sumatera Barat ; Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Mandeh belum masuk dalam destinasi terbaik untuk dikunjungi tamu dalam kegiatan pergantian tahun 2016 ke 2017 mendatang. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa KWT Mandeh belum masuk daftar sebagai destinasi terbaik versi Majalah Traveler Nasional Geographic tersebut. Sebagai salah satu lokasi pesona dan keindahan di Nusantara yang layak untuk dikunjungi dan diabadikan.
Kenyataan ini harus menjadi evaluasi bagi semua stakeholders, bahwa dalam banyak hal kita perlu berbenah lagi untuk Kawasan Mandeh. Agar Mandeh menjadi daerah tujuan utama wisata semua pihak. Membludaknya tamu lokal yang datang setiap sabtu minggu ke kawasan mandeh belum mampu meraih posisi sebagai tujuan wisata terbaik nusantara.
Bagi Sumbar apresiasi penilaian ini penting, tujuannya untuk berbenah agar Kawasan Mandeh tetap kebanggaan dengan gelarnya sendiri. Dengan jati diri dan entitas dirinya sendiri. Untuk itu dalam membranding suatu kawasan pariwisata, kita harus mencari lagi entitas kawasan kita dengan benar. Pendapat ahli menyatakan bahwa branding harus pas dengan isi yang ada di dalam kawasan tersebut. Harus dikemas dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Branding penting untuk menaikan status dan harga dalam kurun waktu panjang. Branding harus jelas entitas produk wisata kita. Branding harus dikemas secara profisional dengan menampilkan cerita rakyat dan sejarahnya. Branding juga harus menggambarkan kenapa Kawasan Mandeh ini penting untuk dikunjungi oleh pihak luar (history line).
Selain itu yang harus menjadi perhatian dalam menciptakan dan melahirkan suatu kawasan agar menjadi ikon suatu daerah, menurut Haris, S (2016) diantaranya wajib ada ; Brand name ; membangunan entitas kawasan melalui sebuah nama, Mitos ; entitas yang dibangun harus melalui sebuah rangkaian sejarah (mitos) yang terdapat ditengah masyarakat lokal, Media publikasi perlu dalam menaikan citra dan populeritas, Celebrity endors; pentingnya pengakuan dari pihak dan tokoh terkenal, dan Event ; kegiatan-acara yang berkelanjutan, berdampak positif pada perekonomian masyarakat sekitar. Selain itu, tidak bisa tidak adalah kejelasan kelender kegiatan pariwisata hari dan waktu yang tepat, sebaiknya setiap bulan ada iven di kawasan tersebut.
Semoga tahun depan KWT Mandeh mencatatkan diri sebagai daerah Tujuan Wisata Nusantara dalam pergantian tahun, salam konservasi (hd,12.16 -ed/beyete).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
Code Parser
×