Skip to main content
Boy Yendra Tamin

follow us

Pekerjaan Sampingan Maambiak Daun Seledri Di Alahan Panjang

by Gustin Rahayu

Pekerjaan sampingan terkadang hasilnya melebihi penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok, meskipun ada juga dilakukan sebagai upaya menambah pengasilan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada banyak jenis pekerjaan yang bisa dilakukan sebagai pekerjaan sampingan, sesuai dengan peluang, kemampuan dan lingkungan dimana seseorang bermukim. Ini seperti yang dilakukan ibu-ibu di Alahan Panjang dengan pekerjaan memetik daun saledri.

Alahan Panjang merupakan sebuah Nagari di Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, sering juga  disebut kota dingin tampa salju. Alan Panjang dikenal sebagai daerah penghasil berbagai macam sayuran seperti tomat, kantang, bawang, wortel, lobak, daun sup (daun seledri), abe, dll. Dari berbagai aktivitas kebun sayur sayuran itu, satu hal yang unik bisa dilihat pada kebun Seledri, yang ternyata menjadi kerja sampingan bagi ibu-ibu rumah tangga di Alahan panjang yang disebut “ maambiak daun seladri (mengambil daun sup) . Seperti apakah pekerjaan mambiak daun sederi itu ?



Daun seledri banyak digunakan ibu-ibu rumah tangga dalam masakan untuk kelezatan suatu makanan atau sebagai ciri khas suatu makanan tersebut. Selain  untuk bahan masakan daun seledri juga bisa untuk bahan obat obatan dan bahan kecantikan.

Kebun daun sup (seledri) tidak memerlukan lahan yang luas untuk penananamnya dan di Alahan Panjang  petani menanam saledri dipinggir ladang sayuran mereka yang lainnya. Ketika sayur saledri yang ditanam sudah cukup umur, dan harus dipanen karena kalau tidak dipanen pada saat yang tepat bisa jadi pertani kehilangan penghasilan, karena yang diambil adalah daunnya dari  saledri adalah daun-daun yang masih segar.

Memanen daun saledri atau daun sup yang segar itu harus dilakukan dengam memetiknya dengan tangan, dan itulah kemudian yang menjadi perkerjaan sampingan ibu-ibu di Alahan Panjang. Pekerjaan mengambil daun sup ini membosankan karena bukan sekedar mengambil daun nya saja, tetapi harus memerlukan keahlian dan keterambilan juga. Proses pengambilan daun sup ini harus hati-hati agar tidak cobot dari akarnya kemudian  disusun  dan diikat dengan rapi sebelum dijual. Harga daun sup, mahal murah nya tergantung kualitasnya tadi, dan disitulah arti penting kecermatan dan kehati-hatian dalam memanen daun sup (saledri).

Penghasilan sampingan para pengambil daun sup di Alahan Panjang memang tidak besar dan tergantung pula pada seberapa banyak yang bisa mereka petik. Biasanya pengambilan daun sup  yang mampu dilakukan seorang pemetik kisaran 20 kg sehari, 40- 50 kg per 2 orang. Pekerjaan sampingan mengambil daun sup itu dimulai dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore atau pukul 9 pagi sampai  4 sore. Uniknya lagi, pengambilan daun sup tidak harus siap 1 hari, karena hamparan sayur saledri  itu bercampur antara yang sudah cukup umur untuk dipanen dan yang belum, sehingga  memamen daun sup  dilakukan 3 kali seminggu,


Daun-daun saledri yang sudah dipanen dan siap dijual itu, penjualannya tidaklah sulit. Di Alahan Panjang biasanya  daun sup yang telah dipanen itu bisa  di jemput langsung oleh pembeli kekebun petani atau di bawa kepasar. Dan toke atau pedagang pengumpul sayur  akan mengumpulkan 1 ton atau 2 ton per hari daun sup untuk didistribusikan keberbagai pasar di kabupaten solok dan daerah lainnya..

Meskipun mengambil daun sup tidak  memerlukan tenaga yang besar, tetapi memerlukan kehati-hatian dan pengetahuan pemetiknya terhadap daun sup yang sudah patut dipanen dan mana yang belum. Disisi lain memetik daun sup (seledri) menjadi pekerjaan sampingan ibu-ibu di Alahan Panjang. (kiriman: Gustin Rahayu-mhsfhubh/ Ed beyete)

Spesial Untuk Anda:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar