Oleh. Harfiandri Damanhuri
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hata, PadangPada Oktober 2010, diadakan Workshop Konservasi Penyu di Sumatera Barat. Lima puluh (50) orang peserta yang datang dari berbagai utusan instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah/kabupaten/kota, perguruan tinggi, LSM, praktisi, penggiat, peneliti penyu, perwakilan masyarakat dan pihak swasta yang punya kepedulian dan perhatian terhadap upaya konservasi penyu.
Dalam pertemuan itu saya adalah adalah salah satu peserta dari Pusat Data dan Informasi Penyu (Setia), Universitas Bung Hatta. Hal yang menarik dalam pertemuan itu adalah ketika saya dapat bertemu dan berdiskusi langsung dengan salah seorang nara sumber dari WWF-Indonesia, Mbak Creusa Hitipeuw, yang punya pengalaman dan jam terbang yang tinggi.Dalam diskusi tersebut kami berbincang hangat, karena hasil penelitian kami dari Universitas Bung Hatta juga diapresiasi sebagai bagian dari tema kampanye besar WWF-Indonesia yaitu Perjalanan Panjang Konservasi Penyu di Indonesia. Disela- sela acara, dan waktu luang kami juga terus diskusi intens, berbagi pengalaman dengan beberapa kegiatan penelitian yang telah kami lakukan dengan melibatkan banyak mahasiswa, instansi dan dinas.
Selang beberapa tahun setelah itu, saya tidak dapat kabar lagi tentang Teta begitu beliau akrab dipanggil di kalangan teman beliau. Waktu berjalan, kegiatan penyu menjadi perhatian serius dunia, sehingga WWF Indonesia dan KKP-RI melakukan kerjasama dalam beberapa event kegiatan.
Pertemuan berikutnya adalah kegiatan yang terkait dengan pelatihan bagi masyarakat lokal di sepanjang pantai Kota Padang. Yang difasilitasi oleh DKP Sumbar yang datang dari WWF waktu itu adalah mbak Dwi Suprapti. Saya dapat info dari mbak Dwi, bahwa mbak Teta sudah mendahului kita.Beberapa tahun setelah workshop, dari pencarian informasi dengan menggunakan fasilitas mbah google didapatkan info tentang buku Panduan Melakukan Pemantauan Populasi Penyu di Pantai Peneluran di Indonesia yang disusun oleh I.B Windia Adnyana dan Creusa Hitipeuw (alm) terbitan WWF-Indonesia, edisi September 2012.Saya coba download versi pdf-nya, hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya saya minta langsung buku tersebut ke WWF melalui mbak Dwi. Beliau dengan senang dan murah hati mengirimkan kepada saya sebanyak 20 buah buku praktis yang bisa dibaca dan dipedomani untuk pegiat konservasi di Sumatera Barat. Buku ini sengaja diterbitkan versi pdf di dunia maya untuk dapat jadi pedoman bagi seluruh penggiat konservasi penyu di Indonesia.
Dalam perjalanan waktu, saya pun tidak mau menyimpan buku yang saya dapatkan dari WWF tersebut hanya untuk diri saya sendiri. Maka saya mencoba membagikan buku tersebut melalui berbagai kesempatan, acara, pertemuan dan kegiatan.
Satu demi satu buku terbitan WWF Indonesia tentang Panduan Melakukan Pemantauan Populasi Penyu saya berikan kepada para pihak yang kiranya dapat membaca dan menyebarluaskan informasi yang ada dalam buku ini, kepada para pihak lain dan khalayak ramai.
Selain itu buku ini juga saya berikan kepada setiap mahasiswa bimbingan saya di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang, sebagai bahan rujukan dan pedoman buat mereka melakukan penelitian tentang penyu di sepanjang pantai Sumatera Barat.
Semoga karya-karya dari para peneliti, pemerhati, instansi pemerintah, perguruan tinggi dapat melahirkan buku-buku berikutnya dan terus diterbitkan, dibagikan kesemua pihak untuk mengedukasi, menambah pengetahuan, informasi, sebagai sarana pendidikan mandiri dan dapat diterapkan langsung di lapangan.
Buku ini juga bagian dari penyebarluasan informasi agar para stakeholders terkait, masyarakat luas dapat memahami, bahwa penyu adalah bagian dari kehidupan global di samudera luas yang tidak boleh hilang sama sekali di muka bumi ini.
Kehadiran penyu adalah kebahagiaan anak cucu kita. Sebagai biota langka yang harus kita lindungi, kita jaga dan kita lestarikan secara berkelanjutan. Hal ini adalah demi kejayaan kelautan dan masyarakat meritim kita di seluruh tanah air Indonesia. Salam konservasi, salam kemerdekaan untuk penyu hidup bebas dan jauh dari tindakan represif dan eksploitatif, semoga (hd-6.8.2017).