Harfiandri Damanhuri
Dosen Universitas Bung Hatta, PadangTabuik Diving Club (TDC). Dalam percaturan dunia internasional, persaingan antar negara dalam segala aspek terus terjadi, berlangsung dan berkelanjutan dalam memberikan pengaruh dan dampak postif, bahkan juga negatif pada negara lain.
Ternyata dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dilakukan kerjasama antar negara di dunia. Hal ini didukung oleh mudahnya komunikasi, interaksi, serta akses data dan informasi yang mudah didapatkan untuk mengetahui dan melihat perkembangan sebuah kota dengan identitas kota (ikon) yang jelas dan menjadi penciri sebuah kota pesisir yang maju dan terus berkembang.
Salah satunya Kota Pariaman yang telah hadir sebagai sebuah Kota Tabuik di Kawasan Pesisir Pantai yang mendunia sejak otonomi 2002. Ternyata dengan ikon Kota Tabuik belum membuat pemerintah kotanya merasa puas.
Pemerintah kota terus berupaya menyusun program dan jeli melihat potensi yang ada, dengan bantuan dan memanfaatkan hasil kajian yang dilakukan oleh sumber daya manusia (SDM) pilihan sesuai dengan bidang ilmu, kompetensi dan pengalamannya masing-masing.
Dengan potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang membentang dihalaman depan rumahnya. Dengan panjang pantai lk 12,72 km, terlihat jelas empat (4) buah pulau kecil yang eksotik dengan sebuah Gosong Sumbareh di bawah muka laut. Gosong ini dapat terlihat dari percikkan gelombang dipermukaan gosong, apa bila pasang muka air laut surut.
Pulau kecil yang disekelilingnya terdapat ekosistem terumbu karang yang tumbuh subur secara alami maupun dengan rekayasa teknologi transplantasi, mampu menghasilkan pasir halus dipantai yang menjadi lokasi pilihan utama bagi penyu "si biota langka" untuk membuat sarang dan meninggalkan telurnya dalam jumlah banyak. Telur yang ditinggakan didalam pasir, dibiarkan menetas secara alami atas kerjasama alam secara komplek dalam waktu lk 60 hari.
Selain itu kehadiran dan perkembangan ekosistem terumbu karang sebagai lokasi tempat mencari makan bagi biota langka ; si Penyu Laut. Pantai dan pulau juga sebagai habitat bertelur penyu serta keberadaan ekosistem yang ada dilindungi dan dijaga ketat oleh pemerintah, bersama instansi terkait dan peran serta masyarakat sekitar kawasan yang sangat peduli dan cere sekali, memberikan konstribusi besar terhadap meningkatnya jumlah, luasan, tutupan karang dan keanekaragaman sumberdaya kelautan.
Dalam perkembangannya dan seiring dengan program nasional sebagai sebuah negara maritim. Maka negara adi daya pun, mau membuka diri untuk menjalin kerjasama dalam hal terkait dengan informasi, data, pelaksanaan workshop internasional serta membangun mitra kerjasama internasional untuk mendukung penyelamatan keanekaragaman hayati di pantai barat Sumatera, Indonesia dengan berbagai program dan pendanaan.
Meraka datang ke beberapa tempat dan lokasi, untuk melihat secara langsung potensi keanekaragam hayati, serta peluang program yang akan disusun dengan tujuan konservasi penyu, konservasi eksosistem terumbu karang, ikan karang, lamun, rumput laut, mangrove dan model pengelolaan serta melihat kemampuan SDM dengan berbagai latar belakang pendidikan dan profesi yang tergabung dalam Tabuik Diving Club (TDC) yang jumlah anggotanya sudah mencapai 25 orang dengan memiliki kemampuan konservasi terhadap biota, kemampuan pemantauan dan pemeliharaan dan program me-recoveri ekosistem terumbu karang dan eksosistem terkait lainnya yang sangat beragam dan unik dan sudah dilakukan sejak lama.
Selama tiga hari ini tim Konsulat AS, berbagi pengalaman di dalam ruangan, lapangan dan akan berkunjung ke pulau dan bahkan akan menyelam juga di sekeliling pulau-pulau kecil, bila cuaca memungkinkan.
Mudahan-mudahan Kota Pariaman, sebuah Kota Pesisir Pantai dengan ikon konservasi sumberdaya hayati yang langka dan unik akan dikembangkan menjadi sebuah Site Ocean Heritge yang akan di usulkan ke UNESCO sebagai sebuah Site Dunia Keanekaragaman Hayati Laut Wilayah Barat Sumatera yang dapat mewakili wilayah Samudera Hindia (Indonesia), semoga saja, maju dan terus berkarya TDC, salam konservasi (hd).