Catatan Dr. Harfiandri Damanhuri
Fakultas Perikanan bermetamorfosis menjadi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta (FPIK-UBH), terus mengembangkan sayap untuk saling membantu dan berkerjasama terus maju ke depan.
Setelah pulang dari Ekspedisi ke Gugusan Taman Wisata Perairan Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya dengan segala potensi "paket lengkap" pesona keindahan di dalam airnya yang membiru dan bergelora.
Mulai dari keberadaan ekosistem terumbu karang. Dimana pada 1994, Pulau Pieh terdata memiliki kondisi tutupan karang hidup (percen cover, diatas 75 %), dari semua lokasi pulau dan gosong yang telah diteliti oleh Tim Terumbu Karang, UBH bersaama LIPI.
Maka Gugusan Pulau Pieh yang sudah diinisiasi sejak 1995, sebagai Taman Laut Sumbar. Melalui jalan panjang dan berliku. Melakukan penyelaman beberapa kali dan beberapa lokasi dan kedalaman serta ekspos diberbagai tempat dan instansi. Berbagai diskursus dan pindah, ganti kewenangan dan atasan.
Akhirnya Pulau Pieh dan gugusan pulau yang terdekat, menjadi sebuah kawan Taman Laut (Marine Park) dengan nama populer "TWP Pieh" dengan potensi ekosistem terumbu karang, penyu laut, mamalia laut dengan berbagai jenis lumba-lumba dan cetacea yang terdapat di dalam perairan gugusan TWP Pieh.
Sekali muncul dalam satu gerombolan besar, jumlah lumba-lumbanya diamati bisa sampai 250 ekor secara bergantian muncul ke permukaan perairan. Sebuah atraksi yang menarik dan kita bisa berteriak keras. Memanggilnya si hidung mancong, si lumba-lumbu mulai beraksi, indah dan menarik dan bergerak lincah kian kemaju tetap mengikuti arah gerakan kapal.
Sore, setelah sholat ashar. Saya singgah ke Kantor Teteh Nia Naelul Hasanah Ridwan, Loka Riset Kerentanan Pesisir. Kami mambawa juga ; Jana, salah satu dosen tamu di FPIK UBH.
Teteh Nia minta supaya MoU antara UBH dan Loka Riset SDKP segera terwujud pada 2019 ini. Itu permintaan beliau. Karena selama ini antara FPIK UBH dan LRSDKP sudah sering berkerjsama. Bahkan lebih jauh sebelum kantor ini berdiri di dalam kawasan Pelabuhan Bungus ini, secara pribadi, person to person, FPIK UBH sudah banyak membantu dan bekerjasama dengan kami.
Agar semua saling menguntungkan dan dapat saling bermanfaat, yang bisa dipertanggungjawabkan. Maka segera uda kita wujudkan MoU (MoA) kata Teteh. Teteh biasa memanggil saya dengan sebutan khas Minangkabau, "Uda Andri" katanya.
Itulah hasil diskusi kami sore tadi, walaupun waktunya singkat, akan tetapi pertemuannya bermakna dan penuh arti untuk kemajuan kedua institusi dalam memajukan perikanan dan kelautan perairan Pantai Barat Samudera Hindia, semoga.
Makasih Teteh, Teteh kaget juga menerima kedatangan saya secara tiba- tiba. Menjamu dengan teh hangatpun Teteh tidak sempat, karena waktu yang kasip dan kami pamit mohon izin untuk segera pulang ke Kota Padang.
Siap Teteh, Siap Bung Hatta Muda. Maju Terus, salam proklamator dan salam konservasi (hd/UBH 06.03.2019 ; 23.28)