Meskipun kedudukan dan peranan masing-masing berbeda, namun ketiga akan saling meenguatkan karena sama-sama melakukan fungsi dan peranannnya di bawah filosofi adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, artinya unsur-unsur dalam kepemimpinan tungku sajarangan sama-sama berpegang pada filosofi adat itu dan menjadi kekuatan bagi masyarakat yang beradat, beragama dan berilmu pengetahuan. Lengkapnya, mengenai tungku tigo sajarangan dapat disimak dalam video dilink ini (***)
Tungku Tigo Sajarangan Pemimpin Di Minangkabau Peran dan Fungsinya
Tungku tigo sajarangan adalah pemimpin dalam masyarakat adat Minangkabau suatu sistem kepemimpinan yang dilandasi fisolofi adat basandi syarak dan syarak basandi kitabullah. Tungku tigo sajarangan sebagai sebuah sistem kepemimpinan yang mencakup tiga unsur didalamnya, yakni niniak mamak (penghulu), alim ulama dan cadiak pandai, dimana ketiga unsur kepemimpinan itulah kemudian disebut dengan tungku tigo sajarangan dan menjadi kekuatan bagi kehidupan sosial masyarakat Minangkabau baik banagari, basuku atau pun bakaum, dimana unsur tungku sajarangan itu ada dalam setiap lapisan sosial masyarakat adat minangkabau itu.